Kepada pagi,
Menawarkan rasa sepi.
Sebab dalam ramai, terkadang enggan menghadirkan damai.

Kepada hening,
Mari berbicara.
Dari hati ke hati.
Sebab nurani yang pernah terkubur, kini berdenting tiada henti.

Kepada mimpi,
Biarkan api harap terus meretih.
Sebab aku ingin menghadapi realita dan membunuh perih.

Kepada hening,
Jawaban yang aku cari selalu hadirkan labirin yang menjalar tak berujung.
Di mana ujung waktu, mengapa sepi ini terus menggelegar?

Kepada penjelajah waktu,
Di balik hadirmu yang samarkan pejal, masih bolehkah satu harap berpijar?

Kepada senja,
Bolehkah meminjam sebentuk rindu menembus relatifnya waktu?
Aku tak ingin tua sendiri, dan layu menanti pagi.

Kepada hening,
Maaf jika terlalu banyak meminta.
Tapi luka yang terus berdarah tak kunjung mengering, apakah obatnya sebentuk cinta?

Kepada ramai,
Rindu yang semakin berpijar.
Lingkaran sempurna yang tak lagi samar.
Ledakan di otak yang mencapai semesta.

Dan kepada cinta, ku mohon tuk tetaplah hadir
Sebab pengharapan tanpa asa akan selalu sia-sia.

0 komentar:

Posting Komentar