Ini bukan rindu. Ini rintik yang menyebut namamu. 
Bahkan dalam tidur, bahkan dalam mimpi. 
Bahkan dalam bilur, dan luka di hati.

Ini bukan rindu. Ini adalah senyum yang mengembang. 
Rasa yang terkekang.
Luka yang meradang, dan jarak yang menghadang.

Ini bukan rindu. Ini adalah jejak-jejak cinta.
Menapak pelan dalam hening. 
Membulat, membuat dan membekas.

Ini bukan rindu. Aku hanya memeluk imajinasi.
Walau perih. 
Meski tertatih. 
Berharap kau di sini. 
Sampai pagi.

Ini bukan rindu. Aku hanya bercengkerama dengan angin
Dengan angan.
Dengan bayang-bayang.
Dengan kamu.
Walau semu.
 
Ini bukan rindu. Ini hanya hati yang bermasalah dengan hati.
Mencoba berhati-hati namun logika kalah di jurang hati.

Ini bukan rindu. Hanya racun yang mencandu.
Atas degup jantung.
Denyut cinta.
Menjembatani jarak.
Berteriak sampai serak.

Ini bukan rindu. Ini hanya sampah.
Residu rasa.
Menggumpal.
Menggelegak.
Keping-keping yang terserak
Airmata yang tersibak.

Ini bukan rindu. Hanya pertarungan ego.
Yang kemudian lelah.
Takluk dan kalah.
Bertekuk lutut pada senja.
Kembali mengais asa.

Ini bukan rindu. Hanya pujangga amatir.
Yang mencoba menafikan rasa.
Menepis sulur yang kau ulur.
Sampai kelu dan tertidur.

Ini bukan rindu. Hanya sisa wangimu.
Yang tak mau beranjak pergi. 
Meski sudah berulang aku cuci. 
Sampai hati meranggas perih.

Ini bukan rindu. Hanya bohong yang terus bergaung.
Lalu malaikat tertawa.
Aku bersimpuh.
Ini memang Rindu.

Rindu yang menghujam
Rindu yang mungkin tak kan berbalas
Rindu yang kan sia-sia
Rindu yang tak bisa meluluhkan angkuhnya hatimu
Rindu yang kan terus ada,untukkmu..
" Tiada yg bisa kulakukan,,kecuali memintamu pada Tuhan...
karena hati mu dalam kuasa-Nya
maka kupercaya doaku takkan sia-sia :) "
Andai merasa itu seperti sebuah benang. Cintaku, segumpal benang kusut. Maukah kau untai agar dapat kita pakai merajut?!

Terserah padamu mau dirajut menjadi apa. Sekedar tirai jendela, selimut ungu, baju bayi, apapun itu untuk dipakai di rumah kita nanti. Maukah kau untai dan kita mulai merajut?!

Agar cintaku tak terus hanya menjadi segumpal benang kusut tanpa maksud. Akan ada bagian yang sulit untuk kau untai, mungkin karena masa lalu membuatnya berbelit terlalu rumit. Kita potong saja, jangan dipersulit.

Kita potong saja bagian yang tak kau suka, yang tak akan dapat kita pakai untuk merajutnya. Terserah padamu, mau dirajut menjadi apa.

Lalu agar rajutan kita nanti lebih berwarna, pakai juga benang cinta warna lain, milikmu. Maukah?! Agar rajutan kita tampak lebih indah.

Mungkin pertama kita merajut sebuah tirai jendela untuk dipakai di rumah kita. Agar tidak semua orang yang lewat dapat melihat ke dalamnya.

Lalu setelah itu kita merajut sebuah selimut ungu, sepertinya akan lebih banyak memakai benangku yang sekarang kusut. Apakah kau suka warna itu?!

Nanti selimut itu dapat menggantikanku bila mungkin suatu saat aku terpaksa tak dapat ada di sisimu untuk bisa memelukmu. Kau sudah tau aku selalu mau itu.

Lalu setelah itu kita merajut baju bayi, dengan benangku, dengan benangmu, dapat kau bayangkan bagaimana nanti warnanya?! Buat saja yang sederhana.

Kemudian suatu saat nanti kita tidak hanya akan memiliki dua warna benang cinta, kuharap akan ada warna lainnya. Dari benang anakmu, benang anakku, benang anak kita.

Dapat kau bayangkan?! Kita dapat merajut banyak hal lain dengan banyak warna lainnya. Banyak yang nanti dapat kita rajut bersama.

Tapi kini, cintaku masih segumpal benang kusut. Maukah kau untai agar dapat kita pakai merajut?!
Atau kau akan tetap membiarkannya hingga berlumut?!

 If you’re not the one

If you’re not the one then why does my soul feel glad today?
If you’re not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call
If you are not mine would I have the strength to stand at all

I'll never know what the future brings

But I know you're here with me now
We’ll make it through
And I hope you are the one I share my life with

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand

If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am?
Is there any way that I can stay in your arms?

If I don’t need you then why am I crying on my bed?

If I don’t need you then why does your name resound in my head?
If you’re not for me then why does this distance maim my life?
If you’re not for me then why do I dream of you as my wife?

I don’t know why you’re so far away

But I know that this much is true
We’ll make it through
And I hope you are the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray in you’re the one I build my home with
I hope I love you all my life

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand

If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I can stay in your arms?

‘Cause I miss you, body and soul so strong that it takes my breath away

And I breathe you into my heart and pray for the strength to stand today
‘Cause I love you, whether it’s wrong or right
And though I can’t be with you tonight
You know my heart is by your side

I don’t want to run away but I can’t take it, I don’t understand

If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there any way that I could stay in your arms 

* Mungkin lagu ini yang bisa mengungkapkan lebih jelas apa yang kurasakan sekarang
Ini,,,mungkin hanyalah anganku yg terlalu muluk
Angan yang ketinggian
Yang mungkin hanya berkelebat dalam benakku

Dibahumu kusandarkan impian,dan dilenganmu kutitipkan harapan,,
Aku melengkapinya dengan doa sepanjang malam..
Menyebut namamu tanpa bosan disetiap bait doaku
Hanya itu yang bisa kulakukan
Kurangkaikan kata ini setelah kurasakan desiran rindu
Tapi ingin ku,,
kau tau semua..meski tak mungkin

Tapi kenyataan,,berkata lain
Satu pinta ku,,
Tetaplah berjalan disampingku,
Meski terkadang kita perlu menjauh sejenak
Meski mungkin warna kita tak lagi sama
Meski mungkin ada tangan lain yang menyambutmu
Meski ketetapan-Nya tak sejalan dengan angan

Sejenak ingin kurasakan lagi genggaman tanganmu yang begitu hangat,seperti kemarin...
Hmmm,,,
Bingung,,ingin ku tuliskan semua,,tapi semua masih dalam angan

Berkenalan dengan mu memang terasa singkat (seperti biasanya),terasa cepat pula
Ya,siang itu,kembali iseng tuk membuka kembali akun pesbuk
Sempatku melihat beberapa profil teman,,entah mengapa jari ini meng-klik nama dia
Browse info dan foto-foto nya,selalu begitu bukan kalo kita penasaran dengan orang?
Sempat ada jeritan bathin, ingin ku mengenalnya lebih jauh
Tapi,apakah mungkin??

Selang beberapa waktu...
Ku lihat dia online chat,ingin ku menyapa..tapi ragu
Ragu,,ragu,,ragu,,akhirnya kuberanikan diri tuk meyapa nya 
Dan,,dibalasnya dengan cepat olehnya,,
Kemudian kami pun terhanyut dalam kehangatan chatting

Terlintas dalam benakku tuk segera menemui mu
Tapi apa mungkin?
Mungkin saja bila Tuhan mengijinkan ku bertemu dengannya,pasti dimudahkan
Aku percaya itu

Seperti mimpi..
Semua dimudahkan jalanku tuk bertemu denganmu
Pertemuan yang sangat mengesankan,bagiku,,
Serasa tak cukup waktu untuk mendengarkan kisahmu
Ingin ku kembali menemui mu dengan segala cerita mu
Inginku mengenalmu lebih jauh,,tapi apa mungkin?

Andai saja...
Semudah andai dan setinggi angan yang terbang kian melayang saat ku bercengkerama denganmu
Andai saja..
Semua berjalan seperti mimpi indahku
Tapi apa mungkin?
Mungkin,tapi?

Apakah mungkin bisa lebih dekat dari sekedar ini dan tanpa kata tapi?
Tapi apakah bisa sejalan dengan apa yang digariskan-Nya,mungkin?

Dear You,,i like you
i humbly ask you to take care my self, and treat me like a lady while i treat you like a King
i humbly ask you to take care my life, to be my shoulder when i am down and being my tears sweaper . .
i humbly ask you to be my future, would you ?? 

Tapi apa mungkin ???
Sore ini aku terdiam di tepi jendela, memperhatikan kelopak-kelopak hujan jatuh berguguran dengan rela. Angin yang sibuk menjatuhkannya sesekali menampar pipiku dengan satu dua kelopak hujan itu, mengingatkanku agar tak terlalu terhanyut dalam kenangan akanmu. Masa lalu, katanya.

Kuperhatikan kelopak-kelopak indah yang jatuh berhamburan, sayang sekali bila hanya dibiarkan percuma berserakan. Terpikir dalam riuh bisuku untuk mengumpulkan banyak kelopaknya, mungkin nanti malam saat aku tak dapat tidur seperti biasanya, kelopak itu dapat kubuat menjadi sebuah hiasan. Menyibukkan diriku dengan hal lain, agar malam ini aku tak perlu sibuk memikirkanmu.

Lalu aku mulai bingung hiasan apa yang dapat dibuat dari kelopak hujan bila malam.

Sebenarnya aku ingin membuat pigura warna-warni dari kelopak hujan itu, agar nanti bisa kubuat fotomu yang sekarang masih saja terpasung di hatiku terpasang di pigura itu, untuk nanti kusimpan di meja kamarku. Dengan begitu aku tak perlu membawa-bawa fotomu kemanapun aku pergi, jadi nanti aku hanya akan dapat melihat wajahmu saat berada di kamarku, dan di luar itu aku dapat melihat wajah mungkin seorang atau dua orang lainnya.

Tapi mungkin sulit membuatnya berwarna-warni bila tanpa pewarna matahari, bisakah kubuat berwarna bila dengan cahaya bulan saja?! Aku tak mau bila harus membingkai fotomu dengan pigura biasa tanpa warna, bila memang harus kubingkai fotomu, harus dengan pigura indah penuh warna. Harus begitu. Tapi bisakah aku membuat kelopak hujan itu berwarna-warni bila tanpa pewarna matahari?!

Setelah berpikir lama-lama, aku tak menemukan cara untuk mewarnai kelopak hujan itu malam nanti. Mungkin aku harus membuat sesuatu yang lain darinya, bukan sebuah pigura. Bagaimana bila kubuat saja kelopak hujan itu menjadi sebuah cawan, tak perlu berwarna, tapi pasti tetap dapat berguna. Nanti, sesekali cawan hujan itu dapat kupakai untuk menampung air mata yang terkadang terjatuh tanpa sengaja saat aku memandangi fotomu sambil erat menutup mata. Ah, aku lupa, walau memang tak ada jatuh yang sengaja tapi aku tak lagi mau menjatuhkan air mata karenamu, bila sendiri.

Aku kembali berpikir lama-lama, apa yang bisa kubuat dari kelopak hujan itu nanti malam, agar bisa kubuat sesuatu dengan fotomu yang masih saja terpasung di hatiku.


Ah, aku berpikir terlalu lama. Sekarang kelopak-kelopak hujan itu sudah berhenti berguguran, kini mereka sudah tertumpuk-tumpuk di tanah berserakan. Aku tak mau mengumpulkannya bila sudah berhamburan di tanah, tampak tidak lagi indah bagai hati yang sudah kalah menyerah. Sudahlah, aku tak jadi mengumpulkannya, ini karena kebiasaan bodohku berpikir lama-lama. Tapi sepertinya malam nanti aku tak jadi mempunyai kesibukan lain selain sibuk memikirkanmu lagi. Baguslah, hanya malam nanti, setidaknya sore ini aku tidak memikirkanmu.
Dan ketika aku harus merelakanmu benar-benar menjauh dari hidupku...
Semua terasa pahit,tapi mungkin itulah jalan yang harus kita lalui
Perbedaan yang ada diantara kita pun tak bisa ditepis
Karena semuanya memang membutuhkan pengorbanan dari kedua pihak,
Dan bukan dari satu sisi saja

Dan ketika kamu lebih menyambut cinta yang lain,
Dengan berat hati aku merelakanmu,
Karena aku ingin melihatmu tertawa bahagia dengan orang yang kau pilih
Meski perih yang terasa karena kamu bukan memilihku

Inginku bertahan dengan egoku
Tapi jika ku terus bertahan disisimu,
Pasti tak adil bagi semuanya,buat dirinya dan aku sendiri
Ada hati yang tersakiti atau sengaja dibuat sakit

Mungkin lebih baik kita jauhan dulu
Biarkan waktu yang mempertemukan kita kelak
Jika memang kita harus bertemu lagi
Semoga itulah saat yang tepat bagi kita,
Dan tak ada lagi kesemuan

Biarkan kisah kita kemarin mengendap dalam angan kita
Bila ada rindu yang tersisa biarlah angin yang kan sampaikan
Atau bawalah rindu mu jika memang harus kau sampaikan kepadaku
Jodoh barangkali semacam percakapan yang terhubung di telepon genggam. Ada panggilan masuk. Ada panggilan keluar. Ada panggilan tak terjawab. Tetapi toh yang terpenting bukan seberapa banyak kita menelepon, ditelepon atau mendapatkan missed call. Perlu niat untuk melakukan sebuah percakapan—di samping perlu pulsa juga waktu yang cukup.

Percakapan telepon genggam bukan tentang ada atau tidak ada seseorang yang ingin kita hubungi atau menghubungi kita, tetapi tentang kesungguhan untuk saling terhubung dan memulai percakapan itu sendiri. Pilihlah tempat paling nyaman dan strategis agar sambungannya tak putus-putus, kenali dan identifikasi lokasi lawan bicara agar tak kecewa menghubunginya ‘di luar jangkauan’ atau saat ‘nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif’. Selanjutnya, hanya tombol-tombol yang tersedia di depan mata, juga sebuah nama, sisanya pilihan: ‘ya’ atau ‘tidak’?

inspired by http://www.fahdisme.com/2012/01/jodoh.html
Kita, tidak lebih hanya hidup berpura-pura
dulu kita berpura-pura bertemu, berpura-pura mengenal
di sebuah tempat yang pura-puranya mempertemukan kita
lalu aku berpura-pura jatuh cinta padamu, 
cinta yang pura-pura...
pura-pura aku mendekatimu, kau berpura-pura menyambutku
kemudian dalam kepura-puraan kita bersatu
bersatu yang pura-pura

Kau berpura-pura jatuh cinta juga padaku, 
aku pura-pura bahagia
pura-pura melalui hari demi hari bersama
bersama yang pura-pura
tak jarang kita pura-pura bertengkar, 
bercanda pura-pura,
tertawa pura-pura, 
pura-pura menangis,
bersedih bersama pura-pura, 
pura-pura bahagia bersama
bersama yang pura-pura

Setelah lama waktu pura-pura berlalu, 
aku pura-pura tak mengubah cintaku
kau berpura-pura,pura-pura masih sangat mencintaiku,
kau berpura-pura,pura-pura hanya aku yang kau cintai,
kau berpura-pura,pura-pura tak ada seseorang yang lebih kau cintai dariku,

lalu kau tiba-tiba pura-pura berusaha menjauh dariku,
aku pura-pura berusaha bersabar dengan sikapmu
akhirnya kau pura-pura ingin berpisah denganku
dalam itu kau pura-pura bimbang ragu
lalu aku pura-pura membiarkanmu memilih jalanmu
lalu kau pura-pura berat hati meninggalkanku
namun akhirnya kau pura-pura pergi dariku, aku pura-pura melepasmu

aku pura-pura patah hati karenamu, 
pura-pura jatuh sejatuh-jatuhnya
pura-pura sakit sesakit-sakitnya, 
pura-pura merasa kehilangan asa

beberapa lama pura-pura berlalu, aku pura-pura tetap mencintaimu
aku pura-pura bertahan sendiri tanpamu,
berpura-pura tak dapat jatuh cinta pada selainmu,
pura-pura menyimpan sendiri rasa cintaku, cinta yang pura-pura
pura-pura menunggumu, menunggu yang pura-pura
dan aku berpura-pura sering bertanya-tanya akanmu
apakah kau berpura-pura tak lagi mencintaiku?!

Dan kini pura-pura kutulis sebagian yang terjadi, terjadi yang pura-pura
dalam sajak yang penuh pura-pura, pura-pura sajak.