Semu...
Yang kurasakan semu kini
Mengharap yang tak pasti akan kejelasan  semuanya
Akankah menjadi nyata dan indah seperti mimpiku?
Ataukah semu belaka?

Kemarin..
Sepotong kebersamaan telah mencetak jejak hati yang begitu berarti
Hadirmu begitu berarti bagiku..

Menggurat cerita rindu pada dinding jiwa
Yang terpatri dan tak ada kata basi

Begitu jarak menyekat tatap,
Inginku segera kembali bersua denganmu
Bersandar manja dibahumu
Dan tertidur terlena dalam genggaman jarimu

Andai itu terjadi...
Andai mimpiku tuk trus bersama mu itu nyata
Andai kau mampu memperjelas arti hadirku dalam hidupmu
Andai kau tau itu,ku tak inginkan kesemuan ini....
Kemarin getar itu tampak begitu nyata,
Terpendar begitu saja dari cangkang keakuanku yang merama-rama ditepian senja

Hari ini,getar itu menggamit ragu,

Tak terhunus karena diammu menengahi segala ruang

Tapi sungguh,getar itu tak pernah hilang

Damba itu juga masih setia bersemayam dalam adaku

Jika ini memang cinta,

Aku hanya tahu bagaimana cara mengungkapkannya dalam ketelanjangan apa adanya,
Dengan segenap raga,hati,dan jiwaku yang mengulum keprasahan tanpa syarat

Kamu...

Masihkah ragu menutup mata hatimu?
mestinya kamu tahu..

Awal yang kita jejak,

semua mungkin terasa hanya menjadi sekelebat mimpi saja
Tapi kita tak pernah tahu,
Kalau rasa itu tiba-tiba sudah ada didepan mata

Untukku,,

Rasa itu nyata
Getar itu ada

Kamu?

Apakah sama dengan yang kurasa..
Akankah semua berubah jadi begitu nyata dan indah?
Semua terserah kepadamu...
Kucari jejakmu yang terisap kangen semalam.
Membawa khayalku dalam rindu yang menggamit resah,lalu galau.
Gundah menyelinap di balik senyum sederhanamu

Lalu..
Jejakmu merunutkanku pada arakan cinta berkelok
Menyisakan sepotong kemesraan yang menyisir indah di butiran pasir basah

Lalu..
Jejakmu terhenti
Jejakku menepi
Sepotong cinta yang hadir,mencium basi dalam alurnya
Satu demi satu,membunuh setiap gelisah dan rindu yang hadir
Menenggelamkannya dalam puing luka yang mengiris bisu

Lalu..

"...Kepadamu,aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu..."